BANDUNG, MELESAT – Panitia Babak Kualifikasi (BK) Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) mewajibkan membayar cabor sepakbola Rp 7,5 juta, termasuk fuitsal Rp 5 juta.

Menanggapi hal itu, Ketua Umum Askot PSSI Kota Bandung H. Yoko Anggasurya merasa kecewa.
“Bagi kami Kota Bandung tidak masalah, tapi bagaimana dengan Kabupaten Kota lain, Mereka mengadu ke saya, apalagi dalam kondisi efisiensi seperti sekarang ini, berat lah,” tegas H. Yoko, usai manajer meeting cabor sepakbola di Gedung Asprov PSSI Jabar Kamis 21 Agustus 2025.
Menurutnya, uang pendaftaran sebesar itu terlalu mahal. Kemungkinan sangat memberatkan bagi Askot dan Askab daerah lainnya.
“Sebetulnya 5 atau 6 juta juga cukup, karena biaya penyelenggaraan menjadi kewajiban tuan rumah,” ujarnya.
Dikatakan, Asprov PSSI kewajibannya hanya membayar wasit dan panitia pelaksana.
“Kalau alasan efisiensi anggaran harus bayar, oke tapi “tong mahal teuing” (mahal sekali–red),” ketusnya.
Disinggung peluang tim sepabola Kota Bandung, dia yakin bakal lolos di BK Porprov nanti.
“Saya optimisme terhadap tim putri, di Timnas U-16 pemain asal kota Bandung atas nama Nazwa mencetak “Hattrick” saat menghadapi Timor Leste di Piala AFF 2025 yang kini sedang berlangsung,” ucapnya.
Panitia membatasi usia kelahiran 2007 untuk putra dan putri pada BK Porprov cabor sepakbola, dimana untuk senior terdapat 5 pemain namun hanya boleh menurunkan 3 atlet.
“Harapan saya 2 medali emas di sepakbola putra dan putri serta satu emas lagi dari futsal putri. Futsal putra pun berpeluang besar meraih medali emas,” pungkas H. Yoko. ***



















