Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
Example 728x250
FeaturedRagam

Harganas 2025 : Keluarga Berperan Penting Dalam Pembangunan

3
×

Harganas 2025 : Keluarga Berperan Penting Dalam Pembangunan

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

DEPOK , MELESAT -Peringatan puncak Hari Keluarga Nasional (Harganas) 2025 di Depok, yang dihadiri ribuan peserta, bukan hanya sekedar seremoni. Namun Harganas menjadi daya ungkit strategis dalam mempercepat capaian program pembangunan keluarga, kependudukan, dan keluarga berencana (Bangga Kencana).

“Momentum Harganas ke-32 ini, quick wins menjadi pesan utama yang akan terus disosialisasikan kepada masyarakat dan stakeholders. Pembangunan harus dimulai dari keluarga untuk mewujudkan keluarga tenteram, mandiri, bahagia untuk Indonesia Maju,” beber Staf Ahli Bidang Hukum Kelembagaan dan Reformasi Birokrasi Kemendukbangga Viktor Hasiholan Siburian pada puncak peringatan Harganas ke-32 di Alun-alun Kota Depok, kawasan Grand Depok City Rabu 25 Juni 2025.

Example 300x600

Lima quick wins Kemendukbangga/Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), diantaranya Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (Genting), Gerakan Ayah Teladan Indonesia (GATI), Taman Asuh Sayang Anak (Tamasya), Lansia Berdaya (Sidaya), dan Super Aplikasi Keluarga Indonesia.

“Keluarga memiliki peranan yang sangat penting dalam pembangunan untuk penerapan nilai-nilai agama, kemanusiaan, kebangsaan dan nilai keadilan sosial serta moral,” papar Viktor.

Dia mengingatkan, saat ini kita dihadapkan pada sejumlah tantangan besar. Salah satunya tingginya angka stunting.

“Kedua, belum optimalnya pengetahuan orang tua mengenai pola pengasuhan serta pembinaan tumbuh kembang anak. Di tengah perubahan sosial dan ekonomi yang semakin dinamis, pola pengasuhan anak memerlukan penyesuaian terhadap realitas kehidupan keluarga masa kini,” ungkapnya.

Data Unicef 2021 menunjukkan, 20,9 persen anak-anak di Indonesia kehilangan kehadiran ayah, yang disebabkan perceraian, kematian atau pekerjaan ayah yang jauh dari keluarga.

“Fenomena ketidakhadiran figur ayah dalam kehidupan anak, baik secara fisik, emosional, maupun psikologis dikenal dengan istilah fatherless,” imbuh Viktor.

Keempat, lemah kualitas hidup lansia dan keterbatasan kemampuan keluarga dalam memberikan pendampingan serta perawatan jangka panjang bagi orang tua.

“Kami mengajak seluruh unsur untuk secara pentahelix meningkatkan partisipasi masyarakat dan stakeholders dalam menjadi orang tua asuh untuk penurunan dan pencegahan stunting,” pungkasnya. ***

Example 300250
Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *