Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
Example 728x250
FeaturedKesehatan

TP-PKK Jabar Percepat Penurunan Stunting di KBB

9
×

TP-PKK Jabar Percepat Penurunan Stunting di KBB

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

KBB, MELESAT – Guna percepatan penurunan stunting, sedikitnya 80 ibu hamil Desa Sariwangi, Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat (KBB), menjalani pemeriksaan ultrasonografi (USG) gratis di Aula Desa Sariwangi, Kabupaten Bandung Barat (KBB).

“Selain pemeriksaan, kami juga membagikan susu bagi ibu hamil secara gratis,” beber Ketua TP PKK Jawa Barat Siska Gerfianti di lokasi kegiatan, Senin 26 Mei 2025.

Example 300x600

Dikatakan, kegiatan ini merupakan bentuk nyata perhatian terhadap kesehatan ibu dan anak di Jawa Barat, khususnya di KBB.

“Tujuan besarnya tentu berkaitan dengan upaya pencegahan stunting sekaligus penguatan peran Posyandu sebagai garda terdepan pelayanan kesehatan kepada masyarakat,” tambah Ketua Tim Pembina Posyandu Jawa Barat.

Siska menjelaskan, Pemerintah Provinsi Jawa Barat melalui Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) secara aktif melakukan orkestrasi program percepatan penurunan stunting.

“Untuk anak di bawah lima tahun (Balita), intervensi berupa pemantauan pertumbuhan balita, air susu ibu (ASI) eksklusif selama enam bulan, dan pemberian makanan pendamping ASI (MPASI) kaya protein hewani bagi baduta, tata laksana balita dengan masalah gizi, dan peningkatan cakupan serta perluasan imunisasi dasar lengkap. Intervensi spesifik ini berkontribusi sebesar 30 persen bagi penanganan stunting,” jelas Siska.

Sedangkan intervensi sensitif, sambung Siska, berkontribusi 70 persen.

“Alhamdulillah kerja keras dan kolaborasi semua pihak di Jawa Barat membuahkan hasil. Hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2024 menunjukkan prevalensi stunting di Jawa Barat turun signifikan, dari 21,7 persen pada 2023 menjadi 15,9 persen pada 2024. Penurunan prevalensi ini yang terbesar di Indonesia,” paparnya.

Jawa Barat menjadi salah satu dari 12 provinsi yang memiliki prevalensi di bawah nasional. Meski bukan prevalensi terendah, Jabar mencatat penurunan tertinggi sebesar 5,8 persen. ***

Example 300250
Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *