BANDUNG, MELESAT – PT Prudential Sharia Life Assurance (Prudential Syariah) meluncurkan PRUCritical Amanah, produk asuransi jiwa tradisional syariah yang memberikan perlindungan komprehensif terhadap risiko penyakit kritis, mulai dari tahap awal hingga tahap akhir.
Sementara di Jawa Barat, penyakit kardiovaskular menjadi sorotan utama mengingat provinsi ini masih menjadi bagian dari delapan wilayah yang paling berisiko terhadap penyakit terkait di tingkat nasional. Selain itu, Jawa Barat juga menempati posisi keempat sebagai provinsi dengan tingkat prevalensi penyakit jantung tertinggi.
Herwin Bustaman, Chief Distribution Officer Prudential Syariah mengungkapkan, gaya hidup tidak sehat seperti pola makan buruk, kebiasaan merokok, hingga kurang aktivitas fisik menjadi faktor utama pemicu naiknya jumlah kasus penyakit kardiovaskular di Indonesia.
“Kondisi tersebut mendorong besarnya alokasi pembiayaan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) pada penyakit kardiovaskular sebesar Rp22,8 triliun, atau lebih dari setengah total anggaran nasional untuk penyakit katastropik di tahun 2023 sebesar Rp34,8 triliun,” ucap Herwin saat peluncuran Procritical Amanah, salah satu produk yang mengcover penyakit kritis di Bandung Kamis 20 Februari 2025.
Oleh karena itu, peluncuran PRUCritical Amanah diharapkan dapat mengurangi dampak ekonomi bagi masyarakat.
“Masyarakat kita banyak yang mau masuk asuransi namun asuransi syariah. Karena itu, dengan produk ini, bisa mengcover penyakit-penyakit kronis seperti kanker dan jantung dan stroke,” ujar Herwin.
Sementara Ika Meynita, Head of Product Management Prudential Syariah menambahkan, terdapat beberapa manfaat utama dari PRUCritical Amanah meliputi perlindungan komprehensif untuk penyakit kritis sejak tahap awal.
“Dan nasabah bebas pembayaran kontribusi sejak terdiagnosis tahap awal dan manfaat akhir kepesertaan sebesar hingga 100% santunan asuransi”, pungkasnya.
Hadir dalam peluncuran tersebut Adhi Nugraha Sugiharto, Head of Marketing, Customer, & Corporate Communication dr. Rien Afrianti, Cardiology Specialist at Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung. ***